Tarim- melalui
Departemen Pendidikan dan Dakwah PPI Hadhramaut Jum'at (11/4) diskusikan
rekonsiliasi antara madzhab-madzhab islam, dalam mengharmoniskan sunni –
syi'ah. Acara yang dihadiri sejumlah mahasiswa Al-Ahgaff dan Darul Guroba’ ini
dibuka pada jam 21. 15 KSA oleh moderator. Paradigma ini, bukanlah masalah baru
karena sejak abad ke – 3 dan 4 sudah bergejolak, begitu papar Nor Cholis dalam
awal presentasi. “Perbuatan naïf Syi'ah terhadap sahabat dan ahlul bait yang
tidak pantas ini, telah merambah keberbagai lini kehidupan hingga yang
berdampak pada kekacauan umat islam itu sendiri, inilah kerapuhan persatuan
ummat yang saya kira tidak pantas”, Imbuh Mahasiswa yang aktif di PCI NU.
Perdebatan, dialog bahkan
konferensi internasional antara ulama' sunni – syiah yang sudah kerap
digalakkan ini, tetap saja efeknya belum bisa dirasakan. Mengutip perkataan
Al-Habib Abu Bakar Al-Adeni, bahwa dalam menyatukan antara kedua sekte islam
ini bukanlah dengan beradu argumen, melainkan mencari benang merah kesamaan
antara mereka, karena memaksa kehendak antara 2 sekte yang mempunyai pemahaman
berbeda adalah hal yang sulit, kecuali mengumpulkannya mereka pada titik
persamaan, tutur Dzul Fahmi dalam kata pengantar moderator.
Hadir disana sosok yang tak asing
Imam Nawawi, menurutnya disini posisi kita bagaimana percepatan untuk
meminimalisir keretakan diantara sunni – syi'ah, pasalnya dari berbagai hasil
konferensi, diskusi dan perdebatan efek nyata yang kita alami tak begitu
signifikan. Dalam diskusi tersebut para diskusan merumuskan beberapa konsep
sederhana setidaknya keluar dari diskusi membawa hasil, diantaranya : pemahaman
yang berbeda bisa dibicarakan dalam diskusi ilmiah bukan dengan perbuatan
arogansi, titik tekan pada tokoh masyarakat di daerah masing-masing, pergantian
baju alias memaksa kehendak untuk saling mengikuti antara ajaran kedua sekte
sangat sulit karena mereka punya akidah dan kita punya akidah dan titik tekan
harmonisasi bisa ditarik pada masalah muamalah, dan formalisasi silabus diranah
pendidikan. Diskusi yang bertempat di aula Daarul Ghuroba ini, akhirnya ditutup
dengan makan malam bersama sekitar jam 23.15 KSA. (Abdul Muhith / wartawan ppi
)
0 Komentar