Bila disebut nama Tarim, sang pencinta yang asyik tidur akan terbangun.

Bila disebut kalam ulama Tarim, hati yang mati kering kerontang akan tersirami dan kembali hidup segar.

Bila diperdengarkan cerita tentang Tarim, sang pencinta akan berdatangan, duduk khusyuk mendengarkan dengan penuh kekaguman.

Bila disebut hikmah bumi Tarim, orang akan berlarian serasa ingin sekali menginjakkan kaki di sana, di bumi penuh keberkahan tersebut.


Tarim, kota kecil yang besarnya tidak lebih luas dari sebuah kecamatan di Indonesia ini, namanya sangat tersohor di antero alam. Siapa yang tidak kenal Tarim, kota yang masyhur dengan sebutan kota seribu wali ini menjadi kota favorit para penuntut ilmu dari belahan dunia untuk menuntut ilmu di sana.


Tarim Al Ghanna terkenal dengan banyaknya para  wali disana sampai – sampai kota mungil ini digelari dengan sebutan kota seribu wali, mengingat saking banyaknya wali – wali Allah yang ada di sana. Selain itu, kota Tarim juga terkenal dengan kilau cahaya ilmunya, tidak heran,bisa dibilang kota Tarim ini merupakan pabriknya mufti Syafi’iyah (Mufti Madzhab Syafii). Di Tarim sendiri terdapat banyak peninggalan manuskrip – manuskrip kitab karya ulama terdahulu, itu menjadi bukti bahwa sejak dulu kota Tarim memang kaya akan budaya keilmuan.


Sebagai kota kebudayaan Islam dan juga kota ilmu, Tarim memiliki banyak lembaga keilmuan yang siap untuk menjaga dan mengembangkan warisan keilmuan dari para leluhurnya, serta siap untuk mencetak generasi ulama dan mufti (ahli fiqih)  yang akan menyebar keseluruh penjuru alam. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada di Tarim, di antaranya; Rubat Tarim, Darul Musthofa, Kuliyyah Syariah (Universitas Al Ahgaff), Ma’had Al Idrus, kubbah Muroyyam, Darul Ghuroba, Kuliyyah Al Washothiyah (Universitas Al Washotiyyah), Rubat Al Imam Al Muhajir, Daaruzzahra’ (untuk perempuan), Daarul Faqih Al Muqoddam (untuk perempuan), dll. Bisa dibayangkan betapa menakjubkannya kota kecil yang besarnya tidak lebih dari kecamatan yang ada di Indonesia ini dipadati dengan lembaga - lembaga pendidikan yang berkualitas dan bertaraf internasional.


Di samping itu, kota mungil yang mulia ini juga memiliki adat acara rutinan yang tak kalah padatnya. Mulai dari acara rutinan harian, mingguan, bulanan sampai tahunan.


Sedikit gambaran tentang padatnya kegiatan penduduk tarim setiap harinya, setiap Senin pagi sesudah isyraq mereka biasanya menghadiri pembacaan kitab Ihya ulumiddin oleh para habaib (plural: Habib) dan masyaikh (plural: Syeikh) bertempat di kubah Habib Abdullah Al Aydrus di pemakaman Zanbal, satu jam sebelum Ashar juga ada kegiatan Rouhah yang dipimpin oleh Al Habib  Ahmad bin Abdullah bin Syihab yang bertempat di Zawiyah Syeikh Ali bin Abi Bakar Assakran, sesudah Magribnya juga ada pembacaan maulid  Ad Diba’i, bertempat di masjid As Surur, di waktu yang sama di masjid Jami’ Tarim juga ada pembacaan kumpulan kalam Al Habib Abdullah bin Husein bin Thohir yang dibacakan oleh Grand Mufti Tarim; Al Habib Ali Masyhur, sesudah Isya’nya juga ada pengajian kitab Assunanul Kubro oleh Assyeikh Muhammad bin Ali Ba’udhon di masjid Bin Sahl, di waktu yang sama juga ada pengajian Tafsir Al Quran oleh Al Habib Umar bin Hafidz yang bertempatkan di halaman Darul Musthafa, itu baru hari senin loo.. !


Lanjut ke hari Selasa, sesudah sholat Shubuh, di Tarim, kita bisa langsung memanjakan rohani kita dengan mengikuti pembacaan Hadhrah Basaudan oleh para Habaib dan Masyaikh di Ribat Tarim, sesudah Isyraq juga ada pengajian di Zawiyah Syeikh Salim Bafadhol yang dipimpin oleh Syeikh Muhammad bin Ali Al Khotib, sesudah Asharnya ada pembacaan Hadhrah Basaudan di rumah Habib Abdurrahman Al Masyhur yang dipimpin oleh Habib Ali Masyhur, di waktu yang sama, di kubah Al Habib Abu Bakr Basymeleih di pemakaman Zanbal juga diadakan pembacaan Hadhrah Basaudan yang dipimpin oleh para Habaib dan Masyaikh Tarim.


Lanjut ke hari Rabu, sesudah Isyraq, kita bisa langsung ikut pelajaran Madras di Ribat Tarim yang di pimpin oleh Al Habib Jailani Assyathiri dan Al Habib Abu Bakar Muhammad Balfaqih, sesudah Dzhuhur jam 2 siang waktu setempat sampai waktu Ashar, ada pembacaan kitab Safinatunnaja dan juga pembacaan Hadis oleh Habib Abu Bakar bin Sumaith di kediaman Beliau, untuk sesudah Asharnya, ada pengajian kitab Yaqutunnafis oleh Habib Ali Masyhur yang bertempatkan di rumah Habib Abdurrahman Al Masyhur, sesudah Isya’ juga ada pembacaan Hadhrah Al Imam Assegaff di Masjid Assegaff, selain itu di tempat lain, tepatnya di Darul Musthafa juga ada Jalsatul Arbi’aa oleh Habib Umar bin Hafidz.


Di hari Kamis, sesudah sholat Shubuh ada Khataman Al Quran di Masjid Ali Ba’alawi, Masjid Al Muhdhor, Darul Musthafa dan di berbagai masjid lainnya yang ada di Tarim, sesudah Isyraqnya ada pembacaan Shahih Bukhori di masjid Ba’alawi, satu jam sebelum Ashar juga ada pengajian oleh Al Habib Ahmad bin Abdullah Bin Syihab di Zawiyahnya Syeikh Ali bin Abi Bakr Assakran, dan setengah jam setelah Ashar juga ada pembacaan kitab Risalah Adab Sulukil Murid dan kitab Attanbih oleh Habib Abu Bakar Muhammad Balfaqih di Zawiyah Masjid Ba’alawi, sesudah Maghrib juga ada pembacaan kitab Arrisalah Al Jami’ah oleh Ustadz Ahmad bin Muhammad Ba’udhon di masjid Sahl, di Darul Musthafa juga ada pembacaan Maulid Addhiya’ullami yang dipimpin oleh Habib Umar bin Hafiz, sedangkan di masjid Jami’ Tarim, juga ada pembacaan maulid Addiba’i yang dipimpin oleh Habib Ali Masyhur, sesudah Isya’nya juga ada pengajian kitab Riyadhusshalihin oleh Syeikh Muhammad bin Ali Ba’udhon di masjid Sahl, untuk sesudah maulid juga ada pembacaan Hadhrah Imam Al Haddad oleh Munshib Al Habib Hasan bin Umar Al Haddad.


Lanjut ke hari Jumat, Sesudah Isyraq hari Jumat orang Tarim biasanya hadir ziarah berjamaah ke pemakaman Zanbal, Furaith, dan Akdar dengan dipimpin oleh para Habaib dan Masyaikh Tarim, sesudah selesai Sholat Jumat, di Bait Al Hadhrah ada pembacaan Hadhrah Imam Al Haddad yang dipimpin oleh Habib Hasan bin Umar Al Haddad, sesudah Ashar di rumah Al Habib Alwi bin Syihab dan juga di Ribat Tarim di adakan Rouhah, untuk Rouhah di Ribat Tarim berlanjut hingga sesudah maghrib. Sesudah Magrib hari Jumat, ada pengajian kitab Muqoddimah Hadhramiyah, Al Arbain Annawawiyyah, dan Ahammul Wajibat wal Mandubat di mesjid  Tashiluttho’ah yang dipimpin oleh Syeikh Thoha, sesudah Isya’nya, Syeikh Toha juga memberikan pengajian kitab Umdatussalik di masjid Babthiynah Ribat Tarim.


Untuk hari Sabtu, sesudah Isyraq ada Madras yang dipimpin oleh Habib Jailani Assyathiri atau Habib Abi Bakar Muhmammad Balfaqih yang bertempat di Ribat Tarim.


Pada hari Ahad, Pagi setelah Isyraq ada pengajian di Zawiyah Syeikh Salim Bafadhol yang dipimpin oleh Syeikh Muhammad Ali Al Khatib, sesudah Dzuhur sekitar jam 2 siang waktu setempat ada pembacaan hadis dan pengajian kitab Safinatunnaja yang dipimpin oleh Habib Abu Bakar bin Sumaith yang bertempat di rumah beliau, sesudah Isya’nya ada Hadhrah Segaff yang bertempat di masjid Assegaff.


Nah , apa yang telah saya sebutkan di atas hanya sebagian dari majelis serta pengajian yang ada di Tarim, masih banyak majelis – majelis serta pengajian lainnya yang belum saya sebutkan. Bisa kalian bayangkan betapa super menakjubkannya, kota semungil Tarim dengan kegiatan yang super padat itu.


Gelar Tarim sebagai kota kebudayaan Islam, saya rasa sangatlah pantas, kota yang kaya akan keilmuan, budaya, dan masjid, kota yang penuh dengan tata krama dan adab. Maka tidaklah berlebihan kalau Al Imam Ahmad bin Abil Hubb pernah berujar : “Andai saja mereka melihat hakikat kota Tarim, maka mereka akan mengatakan, syurga dunia adalah Tarim”. Selain itu Al imam Al Qutb Abdullah Al Haddad juga pernah mengatakan : ‘’Andai saja engkau mengeluarkan seluruh hartamu untuk mengunjungi kota Tarim, maka apa yang engkau dapatkan akan lebih banyak daripada apa yang engkau keluarkan”.


Jadi, untuk menceritakan tentang kesempurnaan kota Tarim maka tidak akan ada habisnya, walaupun lautan menjadi tintanya dan bumi menjadi kertasnya, maka tidaklah cukup untuk melukiskan tentang kesempurnaan kota Tarim ini. Sungguh betapa sangat sempurnanya kota Tarim ini. Mulai dari para wali – walinya, ulama – ulamanya, lautan ilmunya, lautan hikmahnya, keindahan tata krama penduduknya, dan semua yang berbau tentang Tarim akan membuat para pecintanya terkagum - kagum dan semakin larut dengan cintanya.

(Oleh : Gamal Abdul Nasir)