Tarim- Senin (10/2) Workshop Jurnalistik Televisi
dan Teknik Fotografi bersama Trans 7 oleh Departemen Seni dan Budaya PPI Hadhramaut
belangusung lancar. Acara yang bertempat di ruang perkuliahan Universitas
Al-Ahgaff Tarim ini, dihadiri perwakilan organisasi daerah di Tarim dan sejumlah
tamu undangan. Narasumber yang hadir antara lain Uzair Hamdan, Lc alumnus
Al-Azhar Kairo yang menjabat sebagai produser, Tomy Ristanto Sarjana HI, Paramadina
Graduate School Jurnalis Trans 7, dan Radityo Adinegoro lulusan Undip Semarang
sebagai kameramen. Kunjungan kru Trans 7 di Yaman dalam penggarapan program Ramadhan
“Musafir” selama 1 bulan, dan kebetulan mereka menghabiskan waktu 2 minggu
untuk menyelsaikan episode di Hadhramaut melihat banyak situs sejarah yang
layak tayang. Dalam kesempatan ini, kru Trans 7 sengaja dimanfaatkan PPI
(Persatuan Pelajar Indonesia)
Hadhramaut Yaman untuk bisa mengisi pelatihan seputar jurnalistik. “ tahun ini
lebih berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya, yang hanya mengadakan pelatihan
jurnalistik tulis menulis, dirasa sudah bosan, sehingga pelatihan ini memberi
warna berbeda bagi kawan-kawan PPI”, tutur salah satu panitia.
“Jurnalistik televisi hampir sama antara jurnalistik
tulis, hanya saja televisi lebih mengedapankan visual gambar dan audio, jadi
unsur 5W 1H termuat dalam video dan selayaknya gambar bisa menceritakan suatu
kejadian” begitu jelas Uzair Hamdan
“Sebenarnya semua itu dari sebuah keinginan yang
tertanam untuk bisa “itu” tidak harus menjadi seorang wartawan ataupun
presenter harus kuliah di komunikasi, saya alumnus HI (Hubungan Internasional)
namun memang saya menggemari jurnalistik dan ketika ada broadcast SCTV dan saya
memperoleh piagam, dan melaui piagam itulah saya bisa masuk metro TV hingga
profesi ini saya tekuni sepertinya nyandu dan rindu ketika saya harus alpa”
tegas Tomy Ristanto saat ditanya
bagaimana sih bisa menjadi presenter.
Pernyataan Tomy juga diamini oleh rekannya. “Tidak harus
seorang kameramen mempunya alat khusus, pelatihan, kuliah dan tetek bengek,
alat semua ini bukanlah milik saya melainkan milik kantor Trans 7 namun saya
bisa mengoperasikan semuanya dan saya bukanlah alumnus teknik informatika
ataupun sekolah khusus dibidang kamera. Saya sarjana Teknik Lingkungan Universitas
Diponegoro yang seharusnya mengurusi sampah dan lingkungan, namun kenapa
sekarang menekuni dan asyik dengan fotografi, ini juga karena dulunya hobi,
sering buat dokumenter kecil-kecilan, melihat video tutorial dan tidak lebih”
jelas kameramen asal Puwokerto.
Acara yang dipandu M.
Abdul Muhit sebagai Moderator dari jam 19.00 KSA akhirnya ditutup sekitar jam 22.00
oleh M. Fadllillah sebagai MC. Selain itu PPI Hadhramauat juga berikan
cinderamata “Simfoni Balqis” kumpulan cermin dalam SCMI (Sayembara Cerita Mini
Internasional) PPI Yaman dan ajak foto bareng sebagai kenang-kenangan. (Abdul
Muhit/ppi)
0 Komentar