Hadhramaut - Alhamdulillah. Setelah berminggu-minggu berada di luar negeri dalam rangka berdakwah, Al Habib Umar bin Hafidh kini telah tiba kembali ke Tarim, Hadhramaut. Kamis malam (16/11), beliau juga bisa ikut hadir ke majelis maulid Baginda Rasulullah saw yang digelar saban malam Jumat di pesantrennya, Darul Musthafa, Tarim.
Seperti biasanya, setelah pembacaan maulid, acara diisi dengan mau'idhah hasanah, atau hanya sekadar berbagi cerita dakwah oleh murid-muridnya habib. Tak hanya murid pribumi, pidato juga diisi oleh murid-muridnya dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Malam Jumat lalu, ada kisah menarik yang diceritakan oleh salah satu pembicara asal Bangladesh. Ia berkisah tentang seorang anak kecil yang melihat langsung Sayyidah Khadijah ra. secara kasatmata. Berikut kisahnya:
Sebuah kisah nyata dari keluarga kecil di Brithania. Dimana hiduplah seorang ayah dengan istri dan dua anaknya yang masih kecil, laki-laki dan perempuan. (Anak perempuannya itu sebut saja namanya Bella. --tambahan Reporter)
Setiap harinya, sang ayah selalu istikamah membacakan kisah sirah Nabi Muhammad saw setiap kali mereka ingin tidur malam. Dan kepada anak gadisnya, ia selalu menceritakan sosok serta kehidupan isteri Rasulullah saw tercinta, Sayyidah Khadijah.
Hingga tiba suatu hari mereka sekeluarga berkesempatan untuk berziarah ke makam Rasulullah saw di Madinah Al Munawwarah. Sang ayah berkata kepada anak gadisnya yang masih kecil itu, "Nak, itu adalah makamnya Sayyidah Khadijah."
Si gadis kecil itupun berjalan menuju makamnya Sayyidah Khadijah.
Ia berdiri menghadap makam.
Tak dinyana, air mata pun bercucuran mengalir di pipi yang imut itu. Ya, ia menangis terharu.
Ia berdiri menghadap makam.
Tak dinyana, air mata pun bercucuran mengalir di pipi yang imut itu. Ya, ia menangis terharu.
Sepulangnya ke hotel tempat keluarga itu menginap, si Bella langsung berlari kaget masuk ke kamar orang tuanya, sambil berteriak, ia berkata, "Papa, aku tadi melihat Sayyidah Khadijah di kamarku!" (Wallahu 'alam)
***
Bulan Rabiul Awal sudah di depan mata. Setiap umat muslim memiliki cara masing-masing untuk menyambutnya dan merayakannya. Secara global, sikap mereka dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan; membolehkan atau tidak membolehkan. Tergantung dari cara pandang dan masyarakat sekitar mereka dalam menanggapi bulan yang mulia ini.
Ada yang sudah mulai menyingsingkan lengan, menyiapkan rentetan planning ini dan itu, lengkap dengan kalkulasi dana, waktu dan tempat. Dan ada juga yang masih belum ngeh, cuek dan belum ingin merasakan kebahagiaan dari datangnya angin bulan Rabiul Awal ini. Namun, apapun itu, tentu sebagai umat muslim, umatnya Nabi Muhammad saw, kita sangat menginginkan beribu kebaikan di bulan ini. Menambah amal kebaikan di dunia, tempat persinggahan untuk menuju akhirat.
Sudah seharusnya kita teliti, apa saja yang bisa kita lakukan dalam event Rabiul Awal ini, tentu diantaranya dengan menjadikan hadirnya bulan mulia ini sebagai alarm pengingat, mengingat bahwa di bulan ini kita perlu merefresh ingatan kita, anak-anak kita tentang sirah kehidupan nabi Muhammad Saw. Dengan harapan kita bisa meneladani perilaku dan akhlak beliau.
***
> Tidakkah kita ingin merasakan manisnya kebahagiaan memiliki anak saleh dan salehah seperti Bella di atas?! Dan tidakkah kita ingin anak-anak kita menjadi anak yang dicintai oleh Nabi Muhammad saw beserta keluarganya? Sudahkah kita mengenalkan siapa itu sosok Nabi Muhammad saw beserta istri, keluarga serta sahabat-sahabatnya kepada anak-anak kita?!
> Di bulan Rabiul Awal ini lah, mari kita jadikan ia sebagai event alarm pengingat untuk kembali mengkaji kisah sirah Rasulullah teragung itu. Semoga Allah tanamkan di setiap hati kita, anak-anak kita rasa bahagia dalam menyambut bulan yang penuh mulia ini; bulan kelahiran serta wafatnya Sayyidil Wujud, Nabi Muhammad saw.
Semoga Allah bekalkan di hati kita, anak-anak kita rasa rindu untuk melihat wajah nabi Muhammad saw di dunia sebelum di akhirat. Amin Allahumma amiin. (Bayu Maulana Edi -- El-Bayu Assallaatoh)
0 Komentar