PERTEMUAN DENGAN KBRI YAMAN DI PERBATASAN YAMAN - OMAN

PERTEMUAN DENGAN KBRI YAMAN DI PERBATASAN YAMAN - OMAN



Shahen, Kamis (08/09) Ketua PPI Hadhramaut, Taufan Azhari bersama rekan anggotanya, Muhammad Nur Huda Hilda, menemui perwakilan KBRI Yaman, Bpk. Muhaimin A. Yasin dari Salalah, Oman di perbatasan antara Negara Yaman dan Oman.
Pertemuan tersebut dalam rangka pengambila Paspor WNI yang berada di Yaman. Sebanyak 29 Paspor baru, 3 SPLP, surat jalan, tanda terima Paspor dan titipan surat diterima oleh perwakilan PPI. Sedangkan berkas data pemohon Paspor, biaya pembuatan Paspor, serta surat permohonan legalisir nikah diterima oleh perwakilan KBRI Yaman.
Di pertemuan yang singkat itu, perwakilan PPI menyampaikan sebagian aspirasi WNI yang ada di Yaman terkhusus para Pelajar Indonsia di Yaman. Di antara poin yang disampaikan adalah salam dari para WNI untuk KBRI Yaman, menanyakan kabar para staff KBRI Yaman, pelayanan visa masuk Oman untuk WNI Yaman, kerinduan para WNI kepada KBRI, dll.
Poin-poin tersebut pun dijawab oleh perwakilan KBRI. "Alhamdulillah selama ini para staff KBRI baik-baik saja, sehat semua." Jawab perwakilan KBRI tersebut. Selain itu katanya, untuk masalah visa Oman yang dinilai mahal bagi WNI Yaman dan untuk Malaysia gratis dikarenakan visa gratis tersebut notebenenya bukan visa biasanya, akan tetapi visa tersebut adalah tergolong visa pengungsi yang hubungannya langsung dengan Kemenlu Oman dan Kemenlu Malaysia. Sedangkan tentang KBRI Yaman yang masih berdomisili di Salalah, Oman dikarenakan mereka belum berani masuk ke negara Yaman denan alasan keamanan Yaman yang masih belum stabil. Untuk itu, sampai saat ini KBRI Yaman masih menghimbau agar WNI Yaman segera ikut program evakuasi pemerintah. Perwakilan PPI menyampaikan bahwa selama ini terkhusus para Pelajar Indonesia yang berdomisili di Hadhramaut selalu aman, lancar tanpa kendala. Kegiatan belajar mengajar berlangsing dengan baik, lancar, tanpa hambatan. "Untuk itu pak, apa tidak mau main sekedarnya menjenguk para WNI yang ada di Hadhramaut, bersilaturahim dan menjelaskan jika ada kabar dari pemerintah Indonesia?" Kata ketua PPI tsb. "Ia mas, bukannya apa-apa ini masalah diplomatik antar negara. Di Yaman tidak ada satu pun Duta Besar kecuali Iran. Itu pun tidak resmi. Semua kedutaan meninggalkan Yaman termasuk Indonesia. Nah, kami tidak mau ambil resiko jika ada salah satu staff kami yang masuk ke Yaman." Kata perwakilan KBRI tersebut. "Baik kalo gitu, kami yang ingin main ke KBRI di Salalah bagaimana?". "Itu juga sulit mas, sekarang keorganisasian yang ada di Yaman khususnya PPI kami himbau kalo bisa hanya bergerak di wilayah organisasi tersebut saja. Untuk itu, kami tidak bisa melayani jika itu menyangkut ke luar Yaman." Jawab KBRI.
Tentang tidak adanya pengangkatan Duta Besar untuk Yaman beberapa waktu lalu oleh Bpk. Presiden lebih tepatnya KBRI Yaman tidak tahu. Akan tetapi jika selama ini Plt. Duta Besar masih bisa mengurusi dengan baik maka tidak perlu untuk mengangkat Dubes baru untuk Yaman.
Selama ini, semenjak konflik, WNI yang ada di Yaman hidup tanpa "orang tua Indonesia" layaknya negara-negara yang lain. Seperti di Suriah, walau konflik masih belum redup, tapi mereka punya "orang tua" yaitu Dubes yang selalu dekat dengan mereka.
Tentang WNI Yaman yang memperpanjang Paspor tidak diperbolehkan untuk mengikuti program evakuasi/pulang gratis dari pemerintah belum sempat tersampaikan. Akan tetapi, KBRI masih menghimbau WNI Yaman untuk segera pulang. Saat ini pun keuangan KBRI difokuskan untuk biaya kepulangan WNI Yaman. "Keuangan KBRI saat ini difokuskan untuk kepulangan WNI mas, makanya yang tadinya ada keuangan pembinaan WNI, pelayanan, dsb tidak diprioritaskan."
Dan perpanjangan paspor dilayani sebagian besar karena untuk melanjutkan studi para pelajar yanh ada di Yaman. Dan jika sudah selesai program studinya, diharapkan agar segera pulang ke Indonesia.
Selama ini WNI yang ada di Yaman khususnya di Hadhramaut, Tarim dan sekitarnya selalu dilindungi Allah SWT. Belajar, ngaji, kehidupan tenang dan lancar seolah tidak terasa ada konflik sama sekali. Walau pun saat ini, Presiden Yaman masih belum berdomisili di Yaman. Dikabarkan Ia masih berada di Riyadh, Saudi.
Di akhir pertemuan tersebut, KBRI pun menyampaikan salam balik untuk WNI yang ada di Yaman. Semoga Yaman semakin baik dan KBRI bisa kembali masuk lagi ke Yaman. Setelah itu, ia pun pamit menuju Mazyunah, Oman dan akan kembali ke Salalah, Oman.
Saat ini staff KBRI Yaman di Salalah, Oman berjumlah 10 orang. Diketuai oleh Plt. Dubes Bpk. Sulton Sjahrir. Dan segala pelayanan WNI Yaman masih dialihkan kepada PPI.
Akhirnya setelah pertemuan usai, tepat di malam harinya kedua perwakilan PPI tersebut bertolak pulang ke Tarim, Hadhramaut. Perjalanan antar Shahen-Tatim ditempuh oleh mereka selama 11 jam tanpa hambatan dan pastinya Alhamdulillah, aman. (AM)

Posting Komentar

0 Komentar