Berekspedisi menelusuri lorong dan lembah Hadhramaut tidak akan ada habisnya. Negeri tua ini masih menyimpan ribuan misteri dan sejarah. Baik sejarah di era pra-islam maupun sejarah setelah masuknya Islam masih tersimpan rapi di Hadhramaut.
Kamis (25/11), Perhimpinan pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut mengadakan rihlah ilmiyah ke beberapa tempat bersejarah di Kota Seiyun. Rihlah ilmiah ini sangat diminati oleh mahasiswa Hadhramaut terkhusus mereka yang cinta akan sejarah dan budaya. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta rihlah yang mencapai 62 orang.
Tempat yang dikunjungi diantaranya, museum Al-Katsiry (Qashr Seiyun) yang di dalamnya menyimpan ratusan bahkan ribuan barang antic yang tak ternilai harganya. Salah satunya ialah bentuk tulisan pribumi pra-islam yang diukir di bebatuan. Tulisan kuno ini mereka namakan dengan Abjadiyah Al-Arabiyah Al-Janubiyah Al-Qadimah (Ancient South Arabian Alfhabet), ukiran dan bentuknya sedikit mirip dengan peradaban Mesir kuno.
Setelah note-book dipenuhi catatan ilmiyah sejarah, ketua PPI Hadhramaut, Jihadul Muluk Khalwat, memberi cindera mata untuk Amin Qashr (juru kunci museum) dan memberikan ucapan terima kasih atas pemanduannya selama di dalam museum.
Ekspedisi masih berlanjut ke lokasi berikutnya yang tak kalah pentingnya dalam sejarah Hadhramaut, yaitu Qubah Al-Habsyi. Ialah salah satu tempat bersejarah dengan didirikannya rubat (pesantren) pertama di Hadhramaut, yang mengkader serta menghasilkan para ulama yang telah menjalar keilmuannya seantero dunia.
Di kawasan kubah Al-Habsyi, tepatnya di lokasi rubat, didirikan juga didalamnya gambaran empat masjid yang masyhur didunia islam; masjid Makkah Al-Mukarramah, masjid Nabawiy, masjid Al-Aqhsa dan masiid Al-Azhar Al-Syarif yang lengkap disertai kubah masjid masing-masing. Jika masuk kedalamnya, terlihat mirip sekali dengan bentuknya yang asli. Di dalamnya terdapat pula mihrab ulama-ulama terdahulu. Tak heran jika para mahasiswa menunaikan shalat Ashar berjama’ah di masjid Al-Aqsha, dengan harapan meneguk berkah masjid muqaddas tersebut.
Last road yang akan mengakhiri ekspedisi kali ini adalah lokasi Kastel Fales, yang dimeriahkan dengan door prize in Fales Castle. Ketua Forum Lingkar Pena Hadhramaut (FLP-H), Taufia Ibnu Karim, turut memeriahkan acara dengan mengadakan lomba menulis bertemakan “Hadhramaut” yang digelar langsung di area Kastel Fales, dan endingnya di menangkan oleh tiga peserta mahasiswa Al-Ahgaff. (Red. k-oz4L)
0 Komentar