Cengkok Khas Habib Syekh Membuat Nostalgia Pelajar Indonesia



“Rasane koyo neng Indonesia yo.” Ucap salah satu pelajar Indonesia yang menghadiri acara Hadhramaut Bershalawat pada Jumat malam, 28 Juli 2017.
Seusai kedatangan tamu besar yang mengisi seminar kebangsaan di bulan Syawal kemarin, warga Indonesia yang berdomisili di wilayah Tarim dan sekitarnya kembali kedatangan tamu agung lainnya pada bulan Dzulqo’dah kali ini. Beliau adalah Habib Syekh Bin Abdul Qodr Assegaf, salah satu Habib yang begitu digandrungi masyarakat Indonesia dengan cengkok suara khas yang dimiliknya.
Kedatangan beliau ke Ribath Imam Muhajir, Husaisah kali ini merupakan suatu bentuk kehormatan bagi persatuan pelajar Indonesia (PPI) Yaman dan persatuan pelajar Indonesia (PPI) wilayah Hadhramaut. Karena, beliau telah berkenan memenuhi undangan untuk mengisi acara Hadhramaut Bershalawat sebagai bentuk sambutan momentum kemerdekaan Indonesia yang ketujuhpuluh dua sekaligus doa bersama untuk keselamatan saudara-saudara seiman kita yang ada di Palestina.
Acara Hadhramaut Bershalawat ini sendiri sukses diselenggarakan atas kerjasama PPI Yaman, PPI Hadhramaut, PCINU Yaman, FMI Yaman, AMI Al-Ahqaff dan organisasi-organisasi daerah pelajar Indonesia yang ada di Yaman. Bahkan, tak segan Habib Syekh memuji kesuksesan acara ini meskipun sebenarnya acara tersebut bisa digolongkan sebagai acara yang begitu mendadak.
Pada pukul 19.20 KSA, Maulana Kamal, mahasiswa Universitas Al-Ahqaff yang berasal dari Banjar membuka acara tersebut dengan runtutan susunan acara sebagai berikut : 1. Pembukaan. 2. Pembacaan ayat suci Al-Quran, 3. Sambutan, 4. Pembacaan Maulid dan Qasidah, 5. Doa, 6. Menyanyikan lagu Indonesia raya dan diakhiri dengan penutup.
Sebelum acara dibuka dengan rotib Al-fatihah oleh habib Muhammad dari Ribath Husaisah, beliau berwasiat kepada segenap hadirin yang ada untuk senantiasa bertakwa kepada Allah.Pun demikian beliau juga berwasiat untuk selalu mengikuti perintah Allah dan juga Rasulillah. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa ulama-ulama Hadhramaut sejak zaman Al-Faqih Al-Muqoddam sudah banyak yang melakukan perjalanan ke Hindia. Lalu ke malaya. Baru setelah itu ke Indenosia. Sehingga mereka punya keturunan di sana.
Setelah pembukaan, seperti biasa pembacaan tilawah Al-Quran dilantunkan oleh Imam Rahmatullah, mahasiswa universitas Al-Ahqaff yang berasal dari Lombok. Sementara itu, Jihad Muluk selaku sekertaris jendral PPI Yaman mewakili segenap panitia menyampaikan sambutannya pada acara tersebut.
Habib Syekh pada akhirnya menyapa para hadirin dengan suara merdunya setelah sambutan tersebut. Beliau menyampaikan perasaan senangnya yang luar biasa karena mampu berjumpa dengan warna negara Indonesia dengan jumlah yang luar biasa banyaknya pada kunjungan beliau ke Hadhramaut kelima kalinya ini. karenanya, beliau meminta hadirin untuk ikut berteriak mendendangan shalawat bersamanya. Karena sebagaimana filosofi orang Jepang, di mana teriakan akan membuat lebih bersemangat, beliau meminta untuk tidak hanya sekedar medengatkan. Karena dalam mendengarkan tersebut, hanya telinga saja yang mendapatkan manfaatnya,
Sebagai tembang pembuka, habib Muhammad bin Hadi, cucu beliau menyanyikan lagu qod kafani robbi dengan suara anak-anaknya. Tentu saja, hal ini membuat decak kagum dari penonton. Karena di usia yang sedemikian kecilnya itu, ia sudah percaya diri bernyanyi di hadapan khalayak ramai. Setelah itu, satu demi satu habib Syekh mendendangkan shalawat dan qosidah-qosidah andalannya. Dan tentu saja, pelajar Indonesia yang ada di convention hall Habib Abdul Qodir Al-Idrus tersebut hanyut dalam susasana sebagaimana wajarnya. Jiwa-jiwa Syekher Mania yang sempat lama terpendam, kembali hidup bergembira bersama sang Habib mendendangkan shalawat-shalawat kepada kakek beliau, nabi Muhammad S.A.W.
Di sela-sela qosidahnya, beliau berpesan kepada segenap pelajar Indonesia yang ada Yaman, untuk terus-menerus menuntut ilmu, terus-menerus mencari keberkaha selagi masih di Yaman, di negeri leluhur beliau. Beliau juga meminta hadirin untuk sering-sering mengunjungi guru dan habaib yang ada di sini juga meminta petunjuk dari mereka.
Pada akhir acara, beliau memuji sound sistem dan grup hadroh mahasiswa universitas Al-Ahqaff atas penampilan mereka. Beliau tak segan memberi mereka julukan Syekher mania kepada mereka.
Beliau juga meminta untuk di doakan agar dapat sering-sering mampir ke Hadhramaut, paling tidak setahun dua kali. Karena beliau sendiri mengatakan “Ruh saya di sini meskipun raga saya di Indonesia. Karena di sinilah tempatnya ruhaniyah.”
Acara ditutup dengan pembacaan doa untuk keselamatan saudara-saudara kita di tanah quds, Yerussalem dan kesuksesan acara penyambutan momentum proklamasi Indonesia ketujuhpuluh dua yang nantinya akan diselenggarakan oleh PPI Yaman dan PPI wilayah Hadhramaut.

Posting Komentar

0 Komentar