Pelajar Madura Darul Mushtofa Mengadakan Maulid, Haul Wali Songo & Awliya/Masyayikh Madura







Tarim, Hadhramaut (12/1).
   Purnama menampakkan senyumnya. Megar bersimbah cahaya. Para bintang tertunduk bersimpuh ta'dzim di sekitarnya. Karena jika bukan karena Sang Purnama maka tak akan adalah bintang gemerlap keluar dari selendang malam nan pekat.
   Seperti halnya tatanan galaksi di atas selendang malam itu. Tepat malam Jum'at itu para Pelajar Indonesia Wilayah Madura yang berada di Pondok Darul Mushtofa mengadakan acara maulid tahunan serta Haul Wali Songo dan Awliya/Masyayikh Madura.
   Acara ini dihadiri oleh para Habaib dan Masyayikh Tarim. Terlihat Habib Muhammad Abdullah Alidrus, Habib Alwi Alidrus, Syekh Umar Abubakar Alkhotib dll. Tidak hanya pelajar Indonesia akan tetapi banyak dari santri Afrika, Syria, dan juga Yaman.
   Berlangsung setelah acara maulid mingguan di Darul Mushtofa (asuhan Al-Habib Umar bin Hafidz) acara ini dibuka dengan pembacaan maulid yang dipimpin langsung oleh para pelajar Indonesia. Kemudian berlanjut acara pada sambutan-sambutan. Sambutan pertama dikemukakan oleh ketua Pelajar Indonesia wilayah Madura yang berada di Darul Mushtofa. Ia mengemukakan bahwa hubungan antara Hadhramaut dengan Indonesia khususnya wilayah Madura sudah terjalin sejak dulu. Karena dakwah para awliya dari tanah Hadhramaut masuk ke Pulau Madura. Ia pun mengungkapkan bahwa Pelajar Indonesia dari Madura berjumlah sekitar 30 orang di Pondok Daarul Mushtofa, "Pelajar Madura berjumlah 30 orang di Daarul Mushtofa beserta furu'nya." Papar Muhammad Ismail.
Kemudian acara pun dilanjutkan dengan Mau'idzoh Hasanah. Yang pertama oleh Habib Alawi Abdullah Al-idrus. Beliau mengungkapkan tentang mahabbah atau cinta. Pada mau'idzohnya mengatakan bahwa ahli Madura adalah Ahli Mahabbah. Sampai beliau bercerita suatu ketika ada pelajar Indonesia yang dari Madura bertamu ke Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Kemudian beliau bertanya, "Kamu asal mana?". Dijawab oleh santri tersebut, "Saya dari Madura." Sesaat beliau berkata "Sungguh saya mencium mahabbah (Cinta) dari orang Madura."
Setelah mau'idzoh pertama dilanjutkan mau'idzoh ke dua oleh Habib Muhammad Abdullah Alidrus. Tak jauh berbeda, beliau pun berdawuh tentang mahabbah. Banyak sekali para pecinta mengungkapkan cintanya pada Sang Kekasih Nabiyyuna Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ada yang menggunakan kasidah, bait-bait syi'ir, nasyid, tarikh, syamail, dll. Tapi paling afdhol (yang terutama dari yang utama) pengungkapan cinta adalah melalui mengikuti akhlak-akhlak Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berkata, "Afdholut ta'biir hua akhlaaq." Semoga kita bisa meniru akhlak-akhlak beliau yang lembut. Penuh dengan kasih sayang. Penuh dengan cinta.
Setelah mau'idzoh ke dua acarapun dilanjutkan oleh pembacaan Surat Yaasin yang dipimpin langsung oleh Syekh Umar Abubakar Alkhotib. Di mana pembacaan Surat Yaasin ini ditujukan untuk para awliya tanah Jawa wabil khusus para Wali Songo dan Masyayikh Madura. Acara pun ditutup do'a oleh Habib Muhammad Abdullah Alidrus.
Setelah tuntas terlaksana seluruh rangkaian acara para hadirin pun bergegas membuat lingkaran halaqah berjumlah enam orang. Para malaikat barakah pun berdatangan membawa baki bertengger ayam dilapisi sambal khas dari Madura. Sambal Kacang. Yang dibikin khas oleh tangan-tangan para Pelajar Indonesia di Hadhramaut.
Pelajar Hadhramaut terampil dan kreatif yah!.  :) (red/azhari)

Posting Komentar

0 Komentar